📅
Loading...
PENUGASAN OPERASI

PENUGASAN OPERASI

PENUGASAN OPERASI
PENUGASAN OPERASI

Museum L.B. Moerdani lahir dari gagasan mengabadikan pengalaman para senior/atasan Korps Baret Merah agar menjadi teladan bagi generasi muda: menumbuhkan jiwa korsa dan menanamkan nilai pengabdian tulus kepada tanah air.

Fasad Museum L.B. Moerdani
Pandang muka Museum L.B. Moerdani—ruang edukasi dan inspirasi prajurit.

Awal Koleksi

Pada mulanya, benda bersejarah berupa perlengkapan satuan (sepatu, pakaian, baret, atribut, pataka, dan dhuaja) terkumpul di gudang Seksi IV Logistik. Koleksi kemudian dipindahkan ke ruang bekas kantor Grup 1 yang sempit dan kurang strategis.

Koleksi awal di gudang Seksi IV Logistik
Koleksi awal yang dihimpun dari berbagai satuan sebelum penataan museum.

Menuju Museum

Dalam program kerja Staf Personel 1982–1983, disahkan rencana pembuatan museum di Gedung Serba Guna A (kini Gedung Flamboyan). Tahap ini fokus pada pengumpulan benda bersejarah melalui surat edaran ke satuan bawah. Karena lokasi kurang representatif, perpustakaan dipindahkan dekat kantin agar prajurit dapat membaca saat waktu istirahat.

Gedung Serba Guna A (Flamboyan)
Gedung Serba Guna A (kini Flamboyan) sebagai cikal-bakal ruang pamer.

Peresmian 1990

Pada awal 1990 mulai dibangun gedung museum, dan pada 16 April 1990 diresmikan oleh Pangab Jenderal TNI Try Sutrisno sebagai Museum Korps Baret Merah. Sejak itu, para sesepuh mulai menyumbangkan koleksi: di antaranya Jenderal TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo, Jenderal TNI (Purn.) A.M. Hendropriyono, serta artefak operasi Trikora, Dwikora, Seroja, dan operasi lainnya.

Peresmian Museum Korps Baret Merah, 16 April 1990
Peresmian 16 April 1990 oleh Pangab Jenderal TNI Try Sutrisno.

Kronologi Singkat

  • Pra-1982 – Koleksi awal tersimpan di gudang Seksi IV Logistik, lalu dipindah ke ruang bekas kantor Grup 1.
  • 1982–1983 – Rencana museum di Gedung Serba Guna A; intensif pengumpulan koleksi; perpustakaan dipindah dekat kantin.
  • 1990 – Pembangunan gedung museum; 16 April peresmian oleh Pangab; nama: Museum Korps Baret Merah.
  • 2008 – Perbaikan oleh Dandenma Letkol Inf I Nyoman Cantiasa; penamaan menjadi Museum L.B. Moerdani.
  • 2012 – Perbaikan & penataan ruang oleh Danjen Kopassus Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya; pengisian koleksi buku; nama menjadi Mustaka L.B. Moerdani.
  • 2019Desember, Danjen Kopassus Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, S.S., M.Tr.(Han) menggagas renovasi total menjadi Museum & Perpustakaan berwajah baru yang lebih menarik dan kekinian, mengedepankan prinsip education dan entertainment.

Konsep & Tujuan

Pengembangan museum bertujuan mengedukasi generasi muda Korps Baret Merah sekaligus menumbuhkan kecintaan pelajar dan masyarakat pada sejarah dan perjuangan Korps Baret Merah dalam menjalankan tugas negara.

Konsep education dan entertainment di museum
Konsep kuratorial: edukasi publik berpadu pengalaman yang menghibur.

Ruang & Koleksi

Dua bangunan utama memuat koleksi sejarah perkembangan Kopassus dari masa ke masa beserta catatan prestasi di tingkat nasional dan internasional.

Gedung Utama

  • Sisi kiri: Perpustakaan ± 4.000 koleksi buku (militer & non-militer), sebagian besar sumbangan para sesepuh.
  • Sisi kanan: Lorong sejarah berdirinya Kopassus; operasi DI/TII, PRRI, Permesta, Trikora, Dwikora, G-30-S/PKI; koleksi foto & piala (AARM, terjun payung).
  • Auditorium: Ruang pemutaran profil Kopassus (kapasitas ± 40 orang).
Perpustakaan Museum
Perpustakaan ±4.000 koleksi buku.
Lorong sejarah Kopassus
Lorong sejarah & operasi besar.
Auditorium Museum
Auditorium—pemutaran film profil.

Gedung Kedua

  • Koleksi seragam Kopassus beserta atribut dari masa ke masa.
  • Diorama & dokumentasi operasi: pembebasan sandera Mapenduma, pembebasan pesawat GIA Woyla, Operasi Aceh, Operasi Seroja, peristiwa G-30-S/PKI, Operasi Nemangkawi, dan lainnya.
Seragam dan atribut Kopassus
Seragam & atribut lintas era.
Diorama Operasi Mapenduma
Diorama: pembebasan sandera Mapenduma.
Diorama GIA Woyla
Diorama: operasi pembebasan GIA Woyla.