📅
Loading...
PAKAIAN LORENG “DARAH MENGALIR”

PAKAIAN LORENG “DARAH MENGALIR”

PAKAIAN LORENG “DARAH MENGALIR”
Kesko TT.III/Siliwangi yang merupakan cikal bakal satuan ini, lahir ditengah berbagai keterbatasan baik sarana maupun prasarananya. Meskipun disiapkan dan akan menyandang predikat sebagai satuan khusus, Kesko TT.III/Siliwangi hanya menempati kantor di salah satu bagian Markas Depot Batalyon, demikian juga halnya dengan pakaian seragam bagi prajurit-prajurit satuan.

Kesko TT III/Siliwangi—cikal bakal pasukan komando—lahir di tengah keterbatasan sarana-prasarana. Meski diproyeksikan sebagai satuan khusus, mereka awalnya hanya menempati sebagian kantor Depot Batalyon, termasuk urusan seragam. Seiring tuntasnya pendidikan prajurit, dibagikan seragam loreng bercorak khusus yang kelak dikenal sebagai loreng “Macan Tutul”.

Asal-Usul “Macan Tutul”

Seragam ini sejatinya buatan Amerika Serikat pada masa PD II untuk U.S. Marines, dirancang reversible: sisi coklat untuk pendaratan pantai dan sisi hijau untuk hutan. Dalam praktik tropis yang panas dan rawan wabah, pemakaian bolak-balik sulit dilakukan. Seusai PD II, stok diserahkan ke militer Belanda, lalu mengalir ke angkatan perang RI dan dibagikan sebagai seragam khusus satuan Komando.

Di Jawa Barat, “Macan Tutul” melekat sebagai ciri prajurit Baret Merah, terutama terkait operasi penumpasan DI/TII. Namun stok semakin menipis karena tak lagi diproduksi—mendorong lahirnya rancangan loreng khas yang baru.

Lahirnya Loreng “Darah Mengalir” (1964)

Atas persetujuan Kolonel Inf. Moeng Parhadimoeljo (Komandan Menparkoad), dirancang corak loreng “Darah Mengalir” sebagai seragam khusus prajurit Baret Merah. Corak baru ini diperkenalkan resmi kepada publik pada parade & defile HUT ABRI 5 Oktober 1964 di Lapangan Parkir Senayan—meneguhkan identitas visual Korps.

Reorganisasi 1985: Penggunaan Dihentikan

Dalam kebijakan reorganisasi menuju postur kecil, efektif, efisien, profesional, Kopassandha bertransformasi menjadi Kopassus (1985). Dampaknya, seragam khusus “Darah Mengalir” dihentikan; prajurit menggunakan loreng baku TNI seperti satuan lain.

1992: Kembali Hadir untuk Tradisi

Pada 1992 diusulkan agar “Darah Mengalir” dihidupkan lagi demi pembinaan korps. Komando Atas menyetujui penggunaan terbatas untuk acara tradisi dan kegiatan internal; sedangkan pakaian dinas lapangan tetap loreng TNI. Produksi kembali dilakukan dengan corak yang disempurnakan, dan digunakan sesuai ketentuan hingga kini.

Linimasa Singkat

  • Pasca PD II – “Macan Tutul” (ex-US Marines, reversible) mengalir ke RI.
  • Operasi DI/TII – “Macan Tutul” lekat dengan Baret Merah di Jawa Barat.
  • 5 Okt 1964 – “Darah Mengalir” resmi diperkenalkan di Senayan.
  • 1985 – Reorganisasi: penggunaan “Darah Mengalir” dihentikan.
  • 1992 – Diaktifkan terbatas untuk tradisi; corak disempurnakan.