Alexander Evert Kawilarang, lebih dikenal sebagai Kolonel A.E. Kawilarang, adalah perwira militer Indonesia yang berperan penting dalam sejarah militer nasional. Sosoknya dikenal karismatik, berani, dan memiliki rekam jejak panjang di berbagai medan pertempuran.
Lahir di Jakarta pada 23 Februari 1920, ia berasal dari keluarga berlatar belakang militer dan menempuh pendidikan di Akademi Militer Kerajaan Belanda (KNIL). Setelah proklamasi kemerdekaan, Kawilarang bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan berkontribusi besar dalam perjuangan Revolusi Nasional Indonesia.
.jpg)
Peran dan Kiprah
- Penumpasan pemberontakan. Memimpin operasi untuk menumpas berbagai pemberontakan, seperti Republik Maluku Selatan (RMS), pemberontakan Andi Azis di Makassar, hingga gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Jawa Barat.
- Panglima Kodam. Pernah menjabat Panglima Tentara dan Teritorium III/Siliwangi (kini Kodam III/Siliwangi) serta Panglima Tentara dan Teritorium I/Bukit Barisan (kini Kodam I/Bukit Barisan). Ia dikenal sebagai salah satu panglima termuda—menjadi Pangdam Siliwangi saat berusia sekitar 31 tahun.
- Perintis Kopassus. Pada 1952, merintis pendirian Kesatuan Komando Tentara dan Teritorium III (Kesko TT) yang menjadi cikal bakal Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Pengalaman tempur di Maluku menguatkan gagasan perlunya pasukan khusus yang lincah dan efektif.
Permesta dan Pengakuan
Karier militernya tidak selalu mulus. Keterlibatan dalam Gerakan Permesta (Perjuangan Semesta) pada 1958 membuat kariernya di TNI terhenti. Meski demikian, jasa-jasanya tetap diakui luas.
Pada 1999, setahun sebelum wafat, ia dianugerahi gelar Warga Kehormatan Kopassus sebagai pengakuan atas perannya dalam pendirian pasukan elit tersebut.
Wafat dan Warisan
Kolonel A.E. Kawilarang wafat pada 6 Juni 2000 di Jakarta. Warisannya sangat besar bagi sejarah militer Indonesia, khususnya dalam pembentukan pasukan khusus yang kini disegani di tingkat dunia.