Tokoh & Gagasan

Brigjen TNI (Anumerta) Ignatius Slamet Riyadi

Perwira muda penggerak perlawanan gerilya dan penggagas embrio pasukan khusus yang kelak menjadi Kopassus.

Potret Brigjen TNI (Anumerta) Ignatius Slamet Riyadi (ilustrasi)
1. Penggagas Satuan Komando, Letkol Selamet Riyadi. thn 1950 (Ops RMS)

Brigjen TNI (Anumerta) Ignatius Slamet Riyadi lahir di Surakarta, 26 Juli 1927. Pada masa pertempuran mempertahankan kemerdekaan, ia dipercaya menjabat Komandan Brigade berpangkat Letkol dan memimpin perlawanan gerilya di Jawa Tengah: Ambarawa, Srondol, Mranggen, Semarang, hingga Solo. Ia dikenal sebagai salah satu perencana sekaligus pemimpin Serangan Umum Surakarta (7–10 Agustus 1949) yang berhasil menguasai kota dan berujung pada penyerahan kembali wilayah Solo kepada Republik Indonesia.

Lintasan Perjuangan

Pertempuran demi pertempuran ia jalani sejak proklamasi. Aksi awalnya dimulai ketika rakyat dan laskar melakukan perebutan senjata dari tentara Jepang yang enggan menyerahkan kekuasaan kepada Republik. Menjelang akhir 1949, ia kembali bergerak menghadapi operasi militer Belanda yang berupaya menegakkan kembali penjajahan.

Pasca perang kemerdekaan, Letkol Slamet Riyadi memimpin penumpasan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) di Bandung, meredam gerakan DI/TII pimpinan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Jawa Barat, serta terlibat dalam Operasi Penumpasan Pemberontakan RMS di Ambon bersama kekuatan Batalyon Soeradji.

Ilustrasi operasi militer yang dipimpin Slamet Riyadi
Ilustrasi operasi lapangan. (Slot foto/infografik)

Dalam operasi RMS itulah takdir menjemput. Ia gugur pada 4 November 1950 dalam usia 23 tahun, tertembak tepat pada kopel rim (sabuk) yang menembus hingga melukai perutnya.

Gagasan Satuan Khusus

Di sela memimpin operasi di RMS, Slamet Riyadi mengevaluasi pola pertempuran dan menyadari perlunya satuan dengan kemampuan tempur perorangan di atas rata-rata. Ia menyampaikan kepada Kolonel A.E. Kawilarang rencana membentuk satuan khusus pasca operasi. Satuan ini ditujukan sebagai unsur tempur andal yang mampu bergerak efektif dalam kondisi tersulit sekalipun—gagasan yang kemudian menjadi embrio terbentuknya Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Catatan kuratorial: Gagasan pembentukan satuan khusus oleh Slamet Riyadi menjadi salah satu mata rantai penting lahirnya pasukan komando Indonesia di dekade berikutnya.

Penghargaan & Penganugerahan

  • Kenaikan pangkat luar biasa dua tingkat menjadi Brigadir Jenderal (Anumerta) pada 1961.
  • Gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada 9 November 2007 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 66 Tahun 2007.

Garis Waktu Ringkas

  • 26 Jul 1927 — Lahir di Surakarta.
  • 1947 — Menjabat Komandan Brigade (Letkol); memimpin gerilya di Jawa Tengah.
  • 7–10 Agu 1949 — Memimpin Serangan Umum Surakarta; Solo diserahkan kembali kepada RI.
  • 1950 — Operasi penumpasan APRA & DI/TII; terjun dalam Operasi RMS di Ambon.
  • 4 Nov 1950 — Gugur dalam Operasi RMS.
  • 1961 — Dianugerahi Brigjen TNI (Anumerta).
  • 9 Nov 2007 — Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional (Keppres 66/2007).
  • Gagasan: cikal bakal pembentukan satuan komando yang kelak dikenal sebagai Kopassus.
Disusun ulang dalam format kuratorial. Terakhir diperbarui: September 2025.